Saturday, March 10, 2012


The Precious Bicycle, Sepeda yang berharga
Based from Movie            : Bicycle Thieves

            The precious bicycle, itulah kesan yang saya pilih untuk  menggambarkan sekilas film Bicycles Thieves atau Ladri di Biciclette. Sebuah film karya Vittorio de Sica yang berlatar pasca Perang Dunia II. Dikisahkan tentang seorang ayah (Antonio Ricci) dengan satu istri dan memiliki dua  orang anak yang baru saja mendapatkan pekerjaan sebagai seorang penempel poster-poster film. Namun syarat yang harus dipenuhi adalah Antonio harus memiliki sebuah sepeda. Kata-kata dari si tokoh pemberi pekerjaan yang saya ingat  adalah “no bicycle, no job”.  Tidak ada sepeda, maka tidak aka nada pekerjaan untuk Antonio.  Sepeda adalah alat transportasi utama di Roma saat itu. Perlu diketahui pada saat itu adalah pasca Perang Dunia ke II. Rakyat masih hidup miskin dan masih banyak pengangguran, termasuk Antonio Ricci. Untuk mendapatkan sebuah sepeda saja, keluarga kecil itu sampai harus menjual seprai.

            Kesialanpun menimpa Antonio karena pada hari pertama bekerja, sepedanya sudah dicuri oleh orang lain. Tidak ingin tinggal diam, Antonio mencari si pencuri ke hampir seluruh penjuru Roma. Tak puas dengan itu, Antonio melaporkan kejadian pencurian itu kepada polisi, meminta bantuan serikat buruh sampai pergi kepada seorang cenayang demi mencari sepedanya. Usaha gigihnya tersebut belum membuahkan hasil.
Keesokan harinya, Antonio dan anaknya (Bruno Ricci) pergi ke pasar sepeda, ke pasar yang lain sampai pergi ke rumah bordil. Mereka berdua mencari sepeda itu tanpa mengenal lelah. Bruno Ricci yang masih kecil senantiasa mengikuti ayahnya kemanapun ia pergi. Adegan yang menurut saya cukup mengharukan adalah ketika Bruno tiba-tiba dibentak oleh Antonio dan Brunopun menangis. Saat menonton adegan tersebut, saya tidak bisa menahan air mata saya karena merasa kasihan. Saya berpikir seorang anak kecil yang sudah bersusah payah ikut membantu mencari sepeda ayahnya dan ayahnya sendiri masih memarahinya. Disini saya memuji akting dari Bruno Ricci yang cukup baik.
Usaha mereka berdua mencari sepeda belum selesai.  Sesaat dalam perjalanan Antonio melihat wajah si pencuri. Namun saat diminta keterangan pemuda tersebut mengelak. Tetangga-tetangga pemuda itu juga tidak percaya. Antonio pada akhirnya yang disalahkan oleh mereka. Polisi juga tidak bisa membantu karena tidak ada barang bukti. Sesaat mereka mulai letih dan putus asa. Saat mereka berdua duduk diluar sebuah stadion yang didepannya penuh dengan sepeda, muncul niat Antonio untuk mencuri sebuah sepeda. Namun kebimbangan muncul dalam benak Antonio. Ia bimbang antara ingin mencuri sepeda itu atau tidak.
Akhirnya Antonio memutuskan untuk melakukannya, yaitu mencuri sepeda. Parahnya, ia ketahuan oleh banyak orang dan sempat dikerubuti. Brubo yang mengetahui ayahnya sedang dikerubuti segera mendatangi ayahnya dan menangis. Pemilik sepeda yang merasa kasihan melihat wajah Bruno yang memelas  akhirnya melepaskan Antonio tanpa harus berurusan dengan polisi.
            Ending dari film ini ditandai dengan Antonio dan Bruno yang bergandengan tangan. Seakan menegaskan bahwa tidak ada sepedapun tidak apa-apa karena setidaknya mereka masih memiliki satu sama lain. Seakan-akan kasih sayang antara ayah dan anak ini mampu mencairkan suasana tegang diantara mereka. Mereka masih bersama walaupun teka-teki siapa pencuri sepeda tidak pernah ditemukan, malah si aktor utamanya ikut-ikutan menjadi pencuri. Bruno yang awalnya menganggap ayahnya sebagai pahlawan harus mengalami situasi yang berbanding terbalik saat melihat ayahnya dikerumuni bahkan sampai dicemooh. Akhirnya Bruno memilih untuk menggandeng tangan ayahnya untuk mencoba melupakan peristiwa tersebut dan memulai kehidupan yang baru.
            Inilah film yang saya rasa unik karena mengangkat tema yang sangat sederhana yaitu pencarian sebuah sepeda. Jalan cerita yang ringan dan memiliki value tersendiri. The Precious Bicycle, istilah yang bisa saya gambarkan tentang jalan cerita film ini. Hanya demi mencari sebuah sepeda yang hilang, si aktor mampu mengalami bermacam-macam peristiwa yang cukup pelik.  Dalam film ini pula kita bisa melihat kehidupan di Roma pada saat itu. Digambarkan bahwa kehidupan pasca Perang Dunia II yang berakibat pada kemiskinan, pengangguran dll. Film ini mencoba mengangkat isu tersebut.  
            Film ini sangat sederhana, saya sempat berimajinasi untuk mengganti jalan cerita dalam film Bicycle Thieves. Bagaimana jadinya apabila jalan ceritanya diubah, bukan mencari sepeda yang hilang tetapi mencari Bruno yang hilang. Akan muncul tokoh-tokoh baru. Bahkan peran dari istri Bruno akan cukup dominan karena pada film Bicycle Thieves ini peran istri Antonio tidak begitu banyak.
            

No comments:

Post a Comment