Monday, March 12, 2012

It"s All About Me :)



Who Am I ?



Siapa yang kenal dengan diri kita kecuali diri kita sendiri. Sama seperti saya. Hanya saya sendiri yang mengenal baik pribadi saya. Tidak ada orang lain yang mengenal diri saya sebaik saya mengenal diri sendiri. Jika teman-teman ingin mengetahui siapa saya, lebih baik dan lebih pantas saya perkenalkan diri.  Nama saya Alberta Prisca . Sejak saya masih bayi sampai kelas 1 SMP nama panggilan saya Prisca namun setelah saya mengenyam bangku SMA nama panggilan saya berganti menjadi Pichul. Nama tersebut adalah hasil celetukan teman saya dan alhasil teman-teman saya yang lain mulai memanggil dengan sebutan yang sama. Sampai saya masuk ke perguruan tinggi nama panggilan akrab saya tetap Pichul. Kata mereka nama Prisca ribet untuk diucapkan lebih gampang memanggil dengan nama Pichul.
 Umur saya masih 20 tahun untuk bulan ini karena bulan depan sudah bertambah satu tahun. Saya anak bungsu dari 3 bersaudara dan semuanya perempuan. Ayah saya seorang pensiunan pegawai negeri dan ibu saya seorang ibu rumah tangga yang hebat. Golongan darah sekeluarga O, warna kesukaan merah, coklat, dan hitam. Hobi menonton film barat dan korea, membaca novel, dan jalan-jalan. Saya penyuka binatang terutama anjing tetapi entah mengapa saya tidak terlalu suka anjing peliharaan di rumah saya sendiri. Saya penyuka klub liga Inggris Manchester United dan pemain sepak bola favorit bisa dibagi dua jenis. Dulu dan sekarang. Dulu saya suka dengan Cristiano Ronaldo tetapi berhubung pemain asal Portugal ini sudah hengkang dari MU saya menjadi tidak begitu suka lagi. Sedangkan pemain sepak bola favorit saya saat ini adalah Ryan Giggs. Sebenarnya saya masih ingin bercerita, tetapi berbicara tentang apa saja yang saya sukai mungkin akan butuh berlembar-lembar kertas jadi lebih baik saya cukupkan sekian.
Masa kecil kebanyakan saya lewati dengan bermain bersama anak laki-laki. Segala jenis permainan pernah saya coba, Mulai dari bermain kelereng, layang-layang, tamiya, gangsing, robot-robotan, dan segala macam permainan anak laki-laki pernah saya coba. Sifat saya dulu masih tomboy. Lalu dengan bertambahnya usia, ketomboy-an saya lama-lama berkurang dan saya berubah menjadi lebih dewasa. Bergaul dengan teman-teman perempuan, mulai dari bermain, pergi ke mall, kemana saja lebih banyak saya luangkan dengan teman perempuan.
Berhubung membicarakan asal muasal saya terlampau panjang ceritanya lebih baik langsung saja kita beralih pada topik pokok, yaitu kepribadian. Mungkin bisa dibilang tulisan ini sedikit narsis tetapi karena sekarang waktunya membicarakan pribadi diri sendiri harap dimaklumi. Setelah mengikuti kuliah psikologi komunikasi saya baru tahu ternyata kepribadian dibagi bermacam-macam tipe. Seperti sanguni, plegmatik, melankolik, dan kolerik. Ada juga tipe introvert dan extrovert. Dari kesemua jenis kepribadian tersebut maka saya menilai diri saya masuk ke dalam kategori plegmatik. Plegmatik karena saya orang yang sangat tenang. Saya pandai mengontrol emosi jika ada masalah. Tetapi saat masalah datang, saya memilih untuk merenungkan dan memetakan masalah itu berulang-ulang. Saat saya siap menceritakan atau curhat dengan teman baru saya akan mulai bercerita. Disisi lain saya tipikal orang yang pendiam dan tertutup. Setiap ada masalah yang menerpa, saya terlalu percaya pada diri sendiri bahwa saya bisa menyelesaikannya. Memang kadang saya bisa memecahkan masalah sendiri, namun terkadang saya butuh bantuan orang lain. Saya bisa bercerita masalah yang sedang dihadapi hanya kepada teman-teman terdekat dan teman yang saya percaya. Tetapi buruknya adalah sampai perlu dipaksa oleh orang lain baru saya mau menceritakan masalah tersebut.
Banyak juga teman saya yang bilang kalau saya adalah orang yang jutek atau mungkin lebih pasnya judes. Sebenarnya saya masih bingung dengan pendapat tersebut. Saya merasa biasa saja. Definisi jutek menurut saya seperti orang yang tidak welcome. Sedangkan judes menurut saya lebih ke arah orang yang pemarah, berkaitan dengan emosional. Saya menerima dengan terbuka bagi teman yang ingin berteman dengan saya dan saya jarang marah-marah. Mungkin orang mengira saya adalah orang yang jutek dan judes hanya berdasarkan penglihatan secara visual dengan melihat wajah saya yang terlihat jutek maupun judes.
Saya sangat menghargai pertemanan dan persahabatan. Maksudnya disaat saya berteman dengan seseorang saya akan menghargainya dan menjaga perasaanya. Saya adalah seorang pendengar yang baik, walaupun kadang kala saya juga tidak bisa membantu memberikan solusi terbaik. Saya bisa menjaga rahasia secara rapat-rapat atau bisa dibilang saya penjaga rahasia yang baik. Banyak kawan saya yang percaya kepada saya untuk menceritakan rahasia yang mereka miliki. Saya setia kawan dan senang menghabiskan waktu dengan teman-teman saya. memperhatikan orang-orang disekitar saya. Saya suka hidup ditengah-tengah orang lain dan suka bekerja sama dengan orang lain.
Berbagai pengalaman hidup yang saya miliki sangat mendewasakan saya. Saya mulai menerapkan rasa positif thinking dalam kehidupan saya. Hasilnya sangat luar biasa. Berpikir positif ternyata tidak sesulit yang dipikirkan. Pertama saya bermain positif melalui pikiran saya. Saat saya bisa berpikir secara positif maka hal-hal disekitar saya akan menjadi positif. Mulai dari hal yang sepele. Misalnya saat bertemu dengan teman, dengan memberikan senyuman saja perasaan kita akan menjadi lebih ringan dan mungkin senang. Saat apa yang kita pikirkan dan lakukan secara positif maka akan menarik hal-hal yang positif dalam hidup kita. Sekali kita berpikir jelek tentang seseorang maka hal-hal negatif akan mendatangi kita. Hal itu yang saya terapkan.
Saya percaya untuk mendapatkan kebahagiaan hidup tidaklah sulit. Pertama adalah pintar memainkan pikiran diri sendiri. Dulu saya orang yang mudah berpikir yang bukan-bukan, curigaan dengan orang lain dan berpikiran yang negatif. Hidup dengan penuh hal yang negatif sangatlah menyiksa. Perasaan menjadi tidak tenang, mengerjakan sesuatu menjadi terburu-buru, menyalahkan diri sendiri adalah efek yang daya dapatkan saat saya selalu berpikiran positif. Namun lambat laun saya berpikir bagaimana caranya menghilangkan semua itu. Caranya hanya satu, yaitu berpikir sebaliknya, yaitu positif thinking. 

Jasmani dan rohani memang harus seimbang. Disamping kita disuguhkan dengan hal duniawi, kedekatan diri kita dengan Sang Pencipta juga bisa membuat hidup yang kita jalani lebih bermakna. Intinya adalah kepercayaan. Saat kita percaya dengan kuasa Tuhan, mengandalkanNya dalam perbuatan kita sehari-hari maka saya yakin kita bisa menjalani hidup dan melewati masalah dengan mudah. Saya sudah menerapkannya. Saya bergantung dengan Tuhan. Misalnya saat saya ada masalah dalam hal finansial, ada saja yang memberi saya bantuan. Saat saya membutuhkan apapun itu, ada saja yang mau membantu saya. Pikiran positif yang saya terapkan dan tetap mendekatkan diri dengan Yang Kuasa hasilnya adalah kebahagiaan hidup.
          Hidup saya berubah sejak mulai menerapkan cara berpikir seperti itu. Terutama sifat, perilaku, dan kepribadian saya berubah menjadi lebih baik. Saya bisa mendapatkan apa yang saya mau. Saya membuat sebuah daftar yang berisi sesuatu baik berbentuk barang atau apa saja yang saya inginkan, barang tersebut satu persatu bisa saya miliki. Karena saya memiliki keyakinan bahwa saya bisa memilikinya. Tanpa usaha susah payah, semuanya bermula dari memainkan pikiran kita.  
            Kembali lagi bahwa yang tahu diri kita hanyalah kita sendiri. Manusia penuh dengan misteri karena manusia susah untuk ditebak, termasuk saya. Cara berpikir kita juga berbeda satu sama lain. Untuk itulah manusia diciptakan dengan keunikannya sendiri dan berbeda satu sama lain dan perbedaan itu indah. Tergantung bagaimana cara kita mengolah dan berproses dalam hidup. J

No comments:

Post a Comment